Terus Belajar Agar Tetap Fit

Gambar

”Sesuai dengan tuntutan perkembangan usaha”

Seperti juga kehidupan ini, sebuah usaha adalah proses belajar. Seorang pebisnis sejati tidak mengenal kata berhenti belajar, ia akan membangun usahanya dari nol sampai menjadi perusahaan yang besar dan memdudukan dirinya pada posisi komisaris, tidak membuatnya berhenti berpikir bagaimana, mau diapakan, dan seperti apa bangunan bisnisnya hendak dikembangkan?

Inti sebuah pembelajaran bukan semata-mata proses belajar secara formal saja seperti melalui sekolah atau kursus tetapi belajar bisa ditempuh dengan cara membaca buku, majalah, jurnal, menjelajah situs internet, menonton film, bergaul dan bertanya dengan orang lain, mengamati lingkungan, dan sebagainya.

a.Belajar Otodidak 

Alim Markus, pemilik perusahaan perkakas rumah tangga Maspion Group, termasuk seorang pembelajar meskipun sudah menduduki posisi tertinggi di perusahaannya yang dibangun sejak remaja. Ia sering berkeliling kota Surabaya dengan menaiki kendaraan umum untuk mengetahui kebutuhan masyarakat atau sekedar bertemu dengan distributor barangnya.

Sebenarnya ayahnya Alim Husin lah yang memulai usaha berbahan dasar logam di bawah bendera CV. Hen Chiang dan mempekerjakan 8 orang karyawan itu mulai kebanjiran order. Kemudian saat berumur 14 tahun ia disuruh ayahnya untuk membantu mengurus perusahaan tersebut. Saat ia masih duduk di bangku SMP kelas tiga ia disuruh memegang urusan administrasi pabrik serta ikut menjajakan hasil usahanya dengan menggunakan sepeda.

Tahun 1971 Markus yang sudah dipasrahi taggung jawab untuk memegang perusahaannya itu melakukan diversifikasi usaha dengan mendirikan pabrik ember plastik  PT. Maspion Plastik dan Metal di atas lahan seluas 2 Ha. Setelah berhasil dan mulai diterima banyak kalangan ia kembali mendirikan pabrik alumunium yang memproduksi sheet dan foil, lalu kemudian industri logam dan pipa PVC,  alat dapur stainless staeel dan alat elektronik serta usaha perbankan yakni Bank Maspion, pembangunan pabrik dan properti, retail sampai agrobisnis. Kini total perusahaan Maspion Group sudah mencapai 33 perusahaan dengan 53 unit kerja dan lebih dari 25 ribu karyawan dengan jumlah produksi meliputi 7 ribu jenis alat rumah tangga.

Walau cuma lulusan SMP tapi Markus adalah contoh seorang pembelajar yang ulet ia pun sangat mahir dalam urusan melobi sehingga pernah diangkat sebagai Konsul Dagang oleh Pemerintah Kanada, dan sempat duduk dalam Dewan Perwakilan Ekonomi Nasional ketika pemerintahan Abdirrahman Wahid. Ia juga mahir berbahasa asing seperti bahasa inggris, jerman, mandarin, jepang, dan prancis yang ia pelajari hanya dari buku secara otodidak. 

b.Cita-Cita Bisa Menguasai Berbagai Ilmu

Ken T. Sudharto, seorang pendiri iklan Matari yang berdiri tahun 1971. Pada tahun pertama berdiri ia rajin menimba ilmu dengan mengambil kursus-kursus tentang periklanan sampai ke mancanegara. Padahal semula ia bekerja pada perusahaan penerbangna milik belanda sebagai asisten menejer penjualan maskapai, juga bekerja di biro iklan KLM Indonesia sebagai penghubung antara KLM dengan biro iklan Mark Lin di Singapore.

Kemudian ia menangkap peluang usaha disana dengan menawarkan kerja sama dengan Mark Lin untuk mencari klien dan mengurus pemasangan iklan di Indonesia, sedangkan Mark Lin mengurusi bagian kreatif. Usaha ini berjalan lancar, tapi ia tidak puas diri karena sebagian besar unag penghasilan tidak masuk ke kantongnya. Setelah jaringannya semakin besar kemudian ia mendirikan perusahaan sendiri dengan nama Matari bersama Paul Karmadi yang berada di garasi rumahnya dengan dua orang karyawan. Pada tahun ke tiga kantornya dipindahkan ke Jl. Tanah Abang 3 dengan jumlah karyawan mencapai 80 orang dan telah menjadi kantor advertising agency top, sampai akhirnya setelah 13 tahun berdiri ia bisa memiliki kantor sendiri yang diberi nama Puri Matari.

c.Gigi Pembawa Hoki

Drg. Hendra Hidayat, seorang alumnus Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya dan bekerja di Rumah Sakit St.Carolus Jakarta sejak tahun 1984. ia juga merupakan salah satu pengusaha pembelajar. ia pun tak segan-segan mengikuti berbagai seminar di mancanegara tentang Dental Impiant yaitu sebuah cara mengganti gigi yang tanggal dengan menanam kembali gigi seperti yang asli. Tahun 1985 ketika ia mendapati pasiennya yang hampir semua giginya hampir tanggal ia menerapkan metode yang telah dipelajarinya itu, dan setelah berhasil metodenya semakin terkenal hingga kalangan pejabat, pengusaha kelas atas dan selebritis. Sukses pula yang membuatnya memindahkan kliniknya ke Plaza Indonesia dengan fasilitas dan peralatan yang lebih canggih dan mahal dan harus di impor dari Swiss, untuk satu implant body saja pasien harus menyediakan biaya minimal 23 juta rupiah.

Kini ia sering menjadi pembicara di berbagai seminar tentang live surgery di luar negeri dan juga mengajar soal metode ini di program pasca sarjana kedokteran gigi di berbagai universitas di Indonesia. Ia pun sudah mempunyai beberapa orang staf yang membantu praktik implantnya.

d.Berpeluang Mengasah Lidah 

William W. Wongso, seorang pengusaha penyiaran radio, percetakan dan biro iklan serta usaha kuliner tentunya kelahiran tahun 1947 di Surabaya. Bahkan ia pun sempat menimba ilmu penyiaran radio sampai ke Australia. Tahun 1977 ia hijrah ke Jakarta dan membuka usaha bakery dengan nama  Vineth Bakery yang dibantu oleh pamannya dan lima orang karyawan. kemudian atas usul Bob Sadino pemilik supermarket Kemchicks  ia akhirnya mengkhususkan usahanya dalam membuat ”roti bule” atau roti sebagai makanan pokok bangsa eropa.

Kemudian ia kembali memperdalam ilmunya ke Australia dan melego usaha radionya tahun 1986. Ia pun terus mengasah ilmunya dibidang kuliner dan bergabung dengan beberapa perkumpulan kuliner dunia. Tahun 1998 ia mengembanhkan usahanya dengan membuka restoran senilai 500 juta rupiah dengan nama Kafe Artistik. Hingga kini jumlah kafenya mencapai 9 tempat yang tersebar di Jakarta dan satu kafe khusus di Panglima Polim yang buka jika ada yang mem-booking. Meski menu termurah yang terdiri dari emat macam menu seharga 225 ribu rupiah per orang tapi kafe ini tak pernah sepi pengunjung.

e.Kiat Agar Terus Belajar

1.Keinginan untuk terus belajar tidah harus dikaitkan dengan bisnis dibidang kreatifitas

2.Bergabunglah kedalam asosiasi/perkumpulan usaha yang sejenis, cara ini bisa untuk memperluas jaringan dan mengasah insting bisnis

3.Ada banyak sumber ilmu dan pengetahuan seperti buku, media masa, internet, dan seminar cuma sebagian dari sumber itu, pasar, lingkungan, karyawan atau rekan usaha juga bisa menjadi sumber untuk mengasah kemampuan. Selengkapnya klik disini ya : http://www.wirausaha.or.id

 

Sumber : Buku Ke-2 Usaha Yang Cocok Untuk Anda

               Karya, Jackie Ambadar, Miranty Abidin, Yanty Isa

 

Facebook : http://www.facebook.com/KomunitasWirausahaYbkm?ref=ts&fref=ts

Twitter : https://twitter.com/Wirausaha_YBKM

 

Tinggalkan komentar